No image available for this title

Text

Optimalisasi Tradisi Lisan Carita Pantun: Kajian struktur, makna dan fungsi bagi masyarakat Sunda / Arif Firmansyah



Pengaruh globalisasi dan kemajuan teknologi komunikasi membawa dampak terhadap intensitas kontak budaya antar suku maupun dengan kebudayaan dari luar. Terjadi perubahan sikap terhadap nilai-nilai budaya yang sudah ada, mengakibatkan pergeseran sistem nilaibudaya serta hubungan interaksi manusia di dalam masyarakat. Oleh karena itu optimalisasi carita pantunmerupakan salah satu langkah jangka panjang untuk memperkenalkan tradisi lisan carita pantun. Fokus penelitian ini adalah optimalisasi carita pantun,optimalisasi tradisi lisan carita pantun: kajian struktur, makna, dan fungsi bagi masyarakat Sunda. Sedangkan sub fokusnya adalah struktur carita pantun, fungsi dan makna carita pantunserta optimalisasinya bagi masyarakat Sunda. Penelitian ini menggunakan metode etnografi dilengkapi dengan pendekatan antropolinguistik. Data diperoleh dari hasil observasi, rekaman, serta wawancara secara langsung dengan informan. Adapun hasil penelitiannya, 1) Struktur pertunjukan yang dikaji dalam penelitian ini berkaitan dengan teks, koteks, dan konteks yang saling mempengaruhi dan tidak dapat dipisahkan. Dari ketiga juru pantun,penelitian ini mengkaji lebih dalam carita pantun Mang Ayi sedangkan untuk juru pantun Abah Tiktik telah meninggal dunia pada awal tahun 2020 danjuru pantun Arji Baduy tidak bisa dikaji lebih jauh lagi dikarenakan ada aturan adat yang mengikat. Struktur pertunjukan carita pantunyang dibawakan oleh juru pantunMang Ayi yang bervariasi sesuai dengan maksud dan jenis acara. Mang Ayi mengawali pertunjukannya dengan rajah pamuk a, rajah pamunah, mangkat cerita, deskripsi, dan penutup. 2) Makna yang terkandung dalam tradisi lisan carita pantunberupa: makna keselamatan, hubungan masyarakat dengan Tuhan, sesama manusia, dan alam semesta. Fungsi sosial yang terdapat dalam sastra lisan tersebut yaitu fungsi dakwah, fungsi interaksi sosial, fungsi pendidikan dalam rangka sosialisasi nilai sosial, dan penangkal individualism, 3) Perkembangan pementasan pantunSunda gaya Mang Ayi dalam acara syukuran 40 hari kelahiran bayi dalam struktur pementasan yang ritual menjadi hiburan ditambahkan dengan beberapa lagu dan juga sisindiran yang dapat mengundang tawa penontonnya. Inilah salah satu upayayang dilakukan oleh Mang Ayi sebagai juru pantundalam melakukan inovasi sebagai optimalisasi seni pantunSunda agar tetap diterima dalam masyarakat modern saat ini, dengan memanfaatkan seni sebagai wadah berkreasi dan berinovasi dengan tetap berpegang pada norma adat yang dapat memberikan pendidikan. Selanjutnya dengan optimalisasi melalui film dokumenter dan melakukan sosialisasi pada masyarakat model yaitu masyarakat di kampung Tanjung Ari Subang, Mahasiswa ISBI dan Siswa SMA Negeri 1 Cianjur, ketiga masyarakat model dapat memahami, menyebutkan, dan menjelaskan apa itu carita pantun, berikut makna dan fungsinya.Kata Kunci: Carita pantun, Struktur Carita pantun, Optimalisasi, Reinterpretasi


Availability

2022019257ariLT/sin ARI 2022Perpustakaan Pascasarjana UNJAvailable

Detail Information

Series Title
-
Call Number
LT/sin ARI 2022
Publisher Prodi Doktor Linguistik Terapan Pascasarjana UNJ : Jakarta.,
Collation
39 cm; Ilus ; 21 cm
Language
Indonesia
ISBN/ISSN
-
Classification
LT/sin ARI 2022
Content Type
-
Media Type
-
Carrier Type
-
Edition
Cetakan ke- 1
Subject(s)
Specific Detail Info
-
Statement of Responsibility

Other version/related

No other version available




Information


RECORD DETAIL


Back To PreviousXML DetailCite this